Cara Pemeriksaan Koil Pengapian


Untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar, maka diperlukanlah sistem pengapian di kendaraan.

Sistem pengapian ini akan merubah tegangan rendah dari baterai yaitu sebesar 12 volt menjadi tegangan tinggi sekitar 20.000 volt sampai 30.000 volt agar mampu menghasilkan percikkan bunga api pada busi saat langkah usaha.

Percikkan bunga api ini harus tepat dan kuat agar proses pembakaran berjalan dengan baik.

Salah satu komponen pada sistem pengapian kendaraan yang bertugas untuk merubah tegangan rendah dari baterai menjadi tegangan tinggi adalah komponen koil pengapian (ignition coil).

Untuk membangkitkan tegangan tinggi pada koil pengapian maka di dalam komponen koil pengapian tersebut terdapat dua buah kumparan yaitu kumparan primer (primary coil) dan kumparan sekunder (secondary coil).

Kumparan primer merupakan kumparan yang membangkitkan medan magnet pada koil pengapian agar dapat timbul induksi pada kumparan-kumparannya. Ciri-ciri kumparan primer ini adalah kumparannya memiliki penampang yang besar dan jumlah lilitannya yang lebih sedikit.

Sedangkan kumparan sekunder merupakan kumparan pada koil pengapian yang berfungsi untuk menambah induksi menjadi tegangan tinggi yang selanjutnya tegangan tinggi ini akan dialirkan ke busi agar terjadi percikkan bunga api. Ciri-ciri dari kumparan sekunder koil ini adalah kumparannya memiliki penampang yang kecil dan jumlah lilitannya lebih banyak.

Cara pemeriksaan koil pengapian :
1. Pemeriksaan tahanan kumparan primer koil pengapian
Pemeriksaan tahanan kumparan primer koil pengapian dapat dilakukan dengan menggunakan alat multi meter yang diset pada skala ohm atau dengan alat ohm meter.

Arahkan ohm meter pada skala x 1 Ω (kali satu ohm) kemudian set “0” ohm meter dan periksalah tahanan antara terminal positif koil dengan terminal negatif koil.

Spesifikasi tahanan primer koil :
  • Tahanan primer koil dengan internal ballast resistor adalah 1,5 Ω sampai 1,9 Ω
  • Tahanan primer koil dengan tanpa internal ballast resistor adalah 1,3 Ω sampai 1,6 Ω

2. Pemeriksaan tahanan kumparan sekunder koil pengapian
Arahkan ohm meter pada skala x 1K Ω (kali satu kilo ohm) kemudian set “0” ohm meter dan periksalah tahanan antara terminal negatif koil dengan terminal tegangan tinggi koil.

Spesifikasi tahanan sekunder koil :
  • Tahanan sekunder koil dengan internal ballast resistor adalah 13,7 KΩ sampai 18,5 KΩ
  • Tahanan sekunder koil dengan tanpa internal ballast resistor adalah 10,7 KΩ sampai 14,5 KΩ

3. Pemeriksaan tahanan isolasi koil pengapian
Pemeriksaan tahanan isolasi koil pengapian ini bertujuan untuk memeriksa apakah terjadi kebocoran antara terminal positif koil dengan bodi koil.

Lakukan pemeriksaan dengan menggunakan ohm meter, kemudian periksa antara terminal positif koil dengan bodi koil apakah terjadi hubungan atau tidak. Apabila jarum menunjukkan hasil tak hingga (jarum tidak bergerak) maka koil dalam kondisi baik dan sebaliknya apabila jarum bergerak maka terjadi kebocoran.

4. Pemeriksaan tahanan ballast koil pengapian
Pemeriksaan tahanan ballast koil pengapian dapat dilakukan dengan menggunakan alat ohm meter.

Tempatkan skala pengukuran ohm meter pada x 1 Ω kemudian set “0” ohm meter dan lakukan pemeriksaan tahanan antara terminal positif koil dengan terminal B pada koil pengapian untuk koil pengapian dengan internal ballast resistor.

Sedangkan untuk koil dengan external ballast resistor, lakukan pemeriksaan tahanan pada kedua terminal pada ballast resistor, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :

Spesifikasi tahanan ballast :
  • Tahanan ballast untuk internal ballast resistor adalah 0,9 Ω sampai 1,2 Ω
  • Tahanan ballast untuk external ballast resistor adalah 1,1 Ω sampai 1,3 Ω

Belum ada Komentar untuk "Cara Pemeriksaan Koil Pengapian"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel