Flasher dan Jenis-jenisnya
Flasher merupakan salah satu komponen kelistrikan yang ada dikendaraan. Flasher berfungsi untuk menghasilkan arus ke lampu yang berubah-ubah sehingga menghasilkan nyala lampu yang berkedip-kedip. Untuk macam-macam flasher sendiri, antara lain
1. Flasher tipe bimetal
Gambar. Kontruksi flasher bimetal
Pada flasher jenis bimetal ini, konsep cara kerjanya hampir sama dengan prinsip cara kerja pada komponen time delay switch, kecuali pada saat pemutusan aliran arus. Pemutusan arus kontak ini memanfaatkan bimetel, jika arus tidak mengalir maka bimetal menjadi dingin sedangkan saat dialiri arus bimetal akan menjadi panas. Cara kerja dari flasher bimetal ini adalah ketika bimetal menjadi dingin, kontak akan terhubung dan ketika bimetal terhubung maka arus akan mengalir kembali serta proses pemanasannya pun juga dimulai kembali. Pemanasan serta pendinginan bimetal yang menyebabkan kontak terputus dan terhubung kembali sehingga arus yang mengalir pada flasher juga akan putus hubung. Kondisi ini dimanfaatkan untuk membentuk nyala lampu tanda belok atau lampu sein untuk berkedip selama sistem bekerja.
Gambar. Cara kerja flasher bimetal
Baca juga : Fungsi lampu sein dan rangkaian kelistrikan lampu sein pada kendaraan2. Flasher Tipe Transistor
Sistem tanda belok dengan menggunakan flasher tipe transistor ini merupakan tipe flasher yang pengontrolan kontaknya tidak lagi secara mekanik lagi, tetapi pegontrolannya sudah dilakukan secara elektronik. Sistem ini menggunakan komponen multivibrator oscillator yang digunakan untuk menghasilkan signal pulsa (denyutan) ON-OFF yang kemudian akan diarahkan ke flasher (turn signal relay) melawati amplifier (penguat listrik). Selanjutnya flasher akan menghidup-matikan lampu tanda belok agar lampu tersebut berkedip.
Gambar. Flasher transistor
3. Flasher tipe kapasitor
Gambar. Rangkaian flasher kapasitor
Flasher tipe kapasitor juga merupakan flaser elektronik, cara kerja flasher tipe kapasitor ini yaitu pada saat kunci kontak dihubungkan, namun saklar lampu sein masih dalam posisi ‘off”, arus akan mengalir ke terminal L2 melalui plat kontak P kemudian akan mengisi kapasitor. Setelah saklar lampu sein diarahkan ke salah satu lampu, arus kemudian juga mengalir ke L1 terus ke lampu tanda belok sehingga lampu menyala. Saat ini L1 menjadi magnet
Gambar. Kumparan L1 menjadi magnet
Sesaat setelah kumparan L1 menjadi magnet, plat kontak (contact point) P terbuka, sehingga arus yang mengalir ke lampu kecil karena melewati tahanan R. Plat kontak tetap dalam kondisi terbuka selama kumparan L2 masih menjadi magnet yang diberikan oleh kapasitor sampai muatan dalam kapasitor habis
Gambar. L2 menjadi magnet untuk menahan kontak point tetap terbuka sampai muatan kapasitor habis
Baca juga : Fungsi lampu hazard dan rangkaian kelistrikan lampu hazard
Setelah muatan kapasitor habis, kemagnetan pada kumparan akan hilang sehingga plat kontak akan menutup kembali. Arus yang besar mengalir kembali ke lampu sehingga lampu akan menyala dan juga terjadi pengisian ke dalam kapasitor. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip.
Setelah muatan kapasitor habis, kemagnetan pada kumparan akan hilang sehingga plat kontak akan menutup kembali. Arus yang besar mengalir kembali ke lampu sehingga lampu akan menyala dan juga terjadi pengisian ke dalam kapasitor. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip.
Belum ada Komentar untuk "Flasher dan Jenis-jenisnya"
Posting Komentar